sinopsis marry me mary

 Sinopsis Marry Me, Mary! / Mary Stayed Out All Night episode 13 part 1




















Mu Gyul dan Mae Ri berlarian, mereka harus mencari tempat agar Mae Ri bisa bersembunyi.
"Mae Ri-yah.. Cepat  bersembunyi di suatu tempat." suruh Mu Gyul, yang masih juga belum menemukan tempat yang pas untuk menyembunyikan Mae Ri.
Sampai akhirnya Ayah Mae Ri masuk ke dalam rumah, ia berkata, "Pria bodoh!"





Saat ayah Mae Ri masuk, Mae Ri sudah berhasil bersembunyi. Lucky.. Lucky..
"Semua ini yang kau mau kan?" tanya Ayah Mae Ri.
"Apa maksudmu?" jawab Mu Gyul.
"Kau telah merencanakan untuk menipu Mae Ri sepanjang waktu, kan? Dan apa dengan mengambil cincin Mae Ri saja itu belum cukup bagimu?! Kau juga pasti mempengaruhi Mae Ri untuk bercerai dengan Jung In jadi kau bisa mengambil uang tunjangan Mae Ri. Benarkan!!"
"Aku akan mendapatkan cincin itu dan mengembalikannya."
"Bagaimana bisa seseorang seperti bisa mengembalikan cincin itu?" Ayah Mae Ri menarik-narik tangan Mu Gyul. "Ayo, cepat, pergi ke kantor polisi."
Mu Gyul mencoba bertahan saat tangannya di tarik seperti itu.



Namun, Ayah Mae Ri menghentikan perbuatannya saat tanpa sengaja ia melihat selimut milik Mae Ri yang ada di kasur Mu Gyul.
Ayah Mae Ri memegang tirai pembatas, "Ini terlihat sangat tidak asing. Ah, tapi... Ini selimut yang biasa digunakan Mae Ri. Tidak.. Tidak .. Ini pasti hanya suatu kebetulan saja. Banyak orang yang membeli selimut seperti ini." Ayah Mae Ri tambah terkejut saat melihat peralatan Make up yang biasa di gunakan Mae Ri, ada di meja kecil dekat tempat tidur.



Tanpa disadari oleh Ayah Mae Ri, Mu Gyul sudah kabur duluan.. Hahaa. Sebenarnya dimana Mae Ri di sembunyikan? Di sebuah koper besar milik Mae Ri.

Beberapa saat kemudian Ayah Mae Ri menyadari kalau Mu Gyul sudah pergi, ia lalu bergegas mengejar Mu Gyul dengan sekuat tenaga. Lari Mu Gyul juga jadi melambat, karena ia harus menyeret-nyeret koper berat yang berisi Mae Ri di dalamnya.




Ayah Mae Ri berteriak pada Mu Gyul agar segera berhenti di tempat, ia tahu kalau Mae Ri ada di dalam koper itu. Lucky lagi, hahaa... Mu Gyul berhasil kabur dengan taxi sedangkan ayah Mae Ri malah terserempet sebuah motor. Ayah Mae Ri terjungkal jatuh, namun ia bergegas bangkit untuk mengejar Mu Gyul tanpa menghiraukan rasa sakit di bagian pinggang. Tapi, pengemudi motor malah menahannya dan meminta ganti rugi. Alhasil, Mu Gyul dan Mae Ri dapat kabur tanpa hambatan.






Mu Gyul berkata pada supir taksi untuk mengantarkan meeka ke daerah Chungnam-Dong- tempat Jung In tinggal. Mu Gyul hampir saja lupa membuka koper yang berisi Mae Ri.
Mae Ri kehabisan nafas kemudian memanggilnya. "Mu Gyul-ah."
Mu Gyul tersadar lalu membuka koper itu. "Apa kau baik-baik saja? Bagian mana yang sakit?" tanya Mu Gyul panik.
"Aku kesulitan bernafas di dalam." jawab Mae RI. "Apa ayahku sudah tidak mengikuti kita?"
Mu Gyul menengok ke jalanan memastikan kalau ayah Mae Ri tidak mengikuti mereka. "Tidak, aku tidak melihatnya sekarang."
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Mungkin ayahku sudah menyadari semuanya sekarang."
Keduanya sama-sama menghela nafas panjang dan menyandarkan diri.




Dengan tergesa-gesa Ayah Mae Ri sampai di tempat Jung In. Ia datang untuk memastikan apakah Mae Ri ada di tempat Jung In atau tidak. Ayah Mae Ri memasuki rumah Jung In, Jung In langsung menghampirinya.
"Ada keperluan apa ayah datang kesini?" tanya Jung In dengan sopan.
"Aku hanyaa.. Hanya.. Apa Mae Ri ada di sini?" tanya Ayah Mae Ri.
Jung In terbata.. "Ah.. Well.."



Ayah Mae Ri memaksa masuk ke kamar Mae Ri, tapi oleh Jung In segera menghalanginya. Tapi, tetap saja, Ayah Mae Ri bisa masuk ke dalam kamar Mae Ri. Fortunatelly, Mae Ri sudah berada di kamar? Lah kok bisa? Hahaa..




Mae Ri meringkuk dikasur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, ia berpura-pura menggigil kedinginan agar ayahnya tidak curiga. Sekarang ayah Mae Ri tidak akan mudah dibohongi, ia membuka selimut Mae Ri. "Yah, sekarang kau bangun. Aku sudah tau segalanya jadi berhenti untuk berpura-pura dan bangun dari tempat tidur."
Mae Ri terbatuk-batuk dan bangun dengan lemah, "Ayah apa yang kau lakukan di sini?"
"Kau.. Kau yang ada di dalam tas itu, kan??"
Mendengar ayahnya berkata seperti itu, batuk Mae Ri semakin menjadi. haahaa..


Jung In membela Mae Ri, "Wi Mae Ri baru saja pergi membeli setelah pulang dari konser dan setelah itu ia tidur seharian."
Mae Ri mengangguk membenarkan. "Ah, dingin sekali."
"Kalau kau berkata seperti itu, berarti tebakanku benar." Ayah Mae Ri menarik paksa tangan Mae Ri. Dan mau tidak mau, Mae Ri bangun dari tempat tidurnya. "Kau, ke sini sebentar. Kita perlu bicara."
"Untuk apa?"
"cepat."
"Tapi, aku sedang sakit."
"Ayah."
"Sini.."



Jung In pun heran, kenapa Mae Ri bisa tiba-tiba ada di kamar. Ia  melihat ke sekeliling kamar, tapi tidak ada yang ganjil baginya. Kemudian Jung In keluar dari kamar Mae Ri.

Sejenak, kamar Mae Ri itu memang terlihat kosong, tapi tiba-tiba.... Ada Mu Gyul di balik tembok.. Gyahaaha.




Mae Ri terbatuk-batuk.. Kemudian ia melihat ayahnya memegang kedua tangan Jung In. Mae Ri heran dengan kelakuan ayahnya. "Ayah, apa yang kau lakukan?"
Ayah Mae Ri berlutut di depan Jung In. "Yah, menantuku. Mae Ri kita selalu bertemu dengan Kang Mu Gyul. Dan bahkan Mae Ri memberikan cincinnya pada Mu Gyul. Jadi, aku sangat memerlukan bantuanmu untuk membuka matanya sebelum pria itu mengambil keuntungan darinya."
"Ayah, jangan khawatir dan biarkan aku yang menyelesaikan masalah itu dengan Mae Ri." jawab Jung In.



Handphone Jung In berdering. Ia meminta izin pada Ayah Mae Ri untuk mengangkat telepon itu.




Ayah Mae Ri kembali fokus memarahi Mae Ri.. Hahaa.. Mae Ri mencoba mengalihkan pandangannya kemudian kembali terbatuk-batuk.
"Yah, katakan yang sebenarnya, kenapa selimut dan semua barang-barang yang sudah kau kemas dari rumah tiba-tiba ada di tempat pria itu?" tanya Ayah Mae Ri.
"Apa maksudmu?" Mae Ri berpikir sejenak. "Aku sudah membuang semuanya karena sudah tidak ada tempat lagi di rumah ini untuk menaruh barang-barangku."
"Apa kau ingin mengatakan kalau, pria itu yang mengambil semua barang-barang yang sudah kau buang dan menyimpannya sendiri di rumahnya?" Ayah Mae Ri menyipitkan mata, ia mulai tidak percaya dengan kata-kata anaknya sendiri.



Mae Ri kembali terbatuk. "Ahh.. Kepalaku pusing.. Ayah, aku harus kembali tidur sekarang."
"Sekarang kau dengar, kalau sampai aku melihatmu berada di tempat pria itu lagi, kau lebih baik melupakan kalau kau punya ayah. Aku akan pergi sekarang, dan lebih baik kau ingat-ingat perkataanku itu. Tidak akan pernah aku mengizinkan kalian tinggal bersama. Dan ini adalah peringatan terakhir untukmu, apa kau MENGERTI?!!"
Mae Ri tidak menjawabnya, batuk Mae Ri malah semakin keras.





Mu Gyul mencoba mencuri dengar pembicaraan dari tembok, kemudian ia menghela nafas panjang. Berjalan perlahan, melihat seluruh isi ruangan kamar Mae Ri, kemudian bergumam, "Ini benar-benar seperti kamar boneka. Sangat kekanak-kanakan." Mu Gyul penasaran dengan buku yang tergeletak di meja. Ia mengambil buku itu lalu duduk dan mulai membaca lembar pertama. Di lembar awal, Mu Gyul menemukan note yang dibuat Jung In untuk Mae Ri. Lalu membacanya, akhir ucapan Mu Gyul adalah perkataan ejekan pada Jung In.




Jung In membicarakan tentang cincin itu pada Mae Ri.
"Aku berharap kau mengatakan hal itu sebelumnya, dari pada menggadaikan cincin pemberian ayahku." ucap Jung In.
"Maafkan aku." jawab Mae Ri dengan nada menyesal.
Jung In mengangguk mengerti. "Katakan padaku dimana cincin itu, dan aku akan menebusnya kembali."



Mu Gyul datang tiba-tiba dan berkata, "Kenapa kau yang harus melakukan itu?" ucap Mu Gyul pada Jung In.
"Ayahmu sudah pergi kan? Ayo Mae Ri-ya, kita pergi dari sini." ajak Mu Gyul pada Mae Ri.
Mae Ri berdiri dan menolak, "Kita tidak bisa pergi, mungkin ayahku sedang menunggumu di depan rumahmu sekarang."
Mu Gyul menghela nafas, "Aku bahkan tidak bisa kembali ke rumah ku saat aku menginginkannya. Apa-apaan ini?"






Jung In menimpali, "Ayah mae Ri sudah mulai mencurigai tentang sesuatu, jadi lebih baik bagimu untuk tinggal sementara waktu di sini. Agar mencegah masalah ini menjadi lebih rumit."
Mu Gyul melihat ke sekeliling. "Dan dimana kau kira aku bisa tidur kalau tidak ada tempat lagi di rumah ini?"
"Kau bisa tidur di ruangan AV." jawab Jung In.
"ruangan AV?"





Jung In menunjukkan ruangan itu pada Mu Gyul dan Mae Ri. Saat melihat ruangan itu, Mu Gyul protes, "Heh, aku tidak menyukai ruangan ini, terlalu banyak barang di sini. Aku lebih baik tidur di kamar Mae Ri."
"Di kamar Mae Ri?" tanya Jung In.
"Yeah. Kami tidur di kasur yang sama saat ia tinggal di tempatku." jawab Mu Gyul dengan bangga.
"Di kasur yang sama?" Jung In cemburu, cemburu, cemburu.. gagagagakk.




Mae Ri memukul pelan lengan Mu Gyul, lalu berkata "Tapi kita menaruh tirai di pertengahan kasur."
"Kang Mu Gyul.. Selama kau tinggal di rumah ini, kau harus mematuhi peraturanku. Aku akan segera mengambilkan bantal dan selimut untukmu." jawab Jung In.




Jung In pergi ke kamarnya. Mu Gyul menggerutu, "Apa hanya karena ini rumahnya, dia bisa seenaknya menyuruhku seperti itu? Aku tidak bisa tinggal di tempat ini. Aku harus pergi."
Mae Ri mencegahnya. "Sabarlah Mu Gyul-ah, paling tidak tinggallah semalam saja di tempat ini."
"Kau pikir aku tinggal di sini karena aku tidak memiliki tempat lagi untuk tinggal?!"
"Ayolah.. bersabar.. Mu Gyul-ah.. Mu Gyul-ah.." Mae Ri merajuk.




Di kamarnya Jung In penasaran. Bagaimana bisa Mu Gyul dan Mae Ri tidur di satu kasur dengan tirai yang membatasi antar keduanya. Jung In resah. Untuk menenangkan diri dan memastikan kalau Mu Gyul dan Mae Ri tidak apa melakukan apa-apa. Jung In mempraktekannya, ia menaruh bantal sebagai pemisah di atas tempat tidur. Kemudian berpikir lebih cenderung mengkhayal. Hahaa..




Lamunan Jung In :
Jung In membayangkan Mu Gyul dan Mae Ri yang tidur di satu kasur dengan tirai sebagai pembatas. Lalu kemudian, Mu Gyul terbangun, dan ia segera menyingkap tirai itu dengan kasar. Mu Gyul menatap tajam ke arah Mae Ri, dan ia mencium Mae Ri.

Jung In tersadar dari lamunan, kemudian ia menggelengkan kepala. Berharap itu hanya sekedar bayangannya saja.



Malam harinya. Mu Gyul tertidur nyenyak di sofa ruang AV. Tapi kemudian ia terbangun karena kehausan. Mu Gyul mencari letak dapur, ia berjalan mengitari rumah besar Jung In, tapi tidak juga bisa menemukan sebuah dapur.
"Yah, tempat apa ini. Dimana kulkasnya." ucapnya pada dirinya sendiri. "Aku sangat haus."
Karena tidak bisa menemukan dapur dan kulkas, Mu Gyul diam-diam menyelinap ke kamar Mae Ri. Ia datang dengan mengagetkan Mae Ri yang tengah tertidur nyenyak.





Melihat Mu Gyul yang ada dihadapanya secara tiba-tiba, Mae Ri menjerit keras. Tapi, Mu Gyul segera menutup mulut Mae Ri dan berkata, "Apa ada sesuatu yang bisa diminum di sini?"
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Mae Ri.
"Aku haus." jawab Mu Gyul tanpa dosa.



Mae Ri mengantarkan Mu Gyul ke dapur dan menunjukkan tempat kulkas. Kulkas itu memang sedikit berbeda dari kulkas indonesia pada umumnya, pantas saja Mu Gyul kesulitan mencari kulkas itu. Karena penasaran dengan kulkas itu, Mu Gyul memain-mainkan pintu kulkas.
"Yah, bagaimana bisa kau mengambil minuman itu dari sini?" tanya Mu Gyul yang ternyata katro.. hahaa..
"Jangan bermain-main dengan pintu kulkas, kau akan merusaknya." jawab Mae Ri seraya menuangkan sirup ke gelas.





Karena Mae Ri masih belum begitu sadar, saat ia memberikan minuman pada Mu Gyul, tanpa sengaja minuman itu tumpah tepat di baju Mu Gyul.  Saat minuman tumpah, keduanya saling terkejut.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Mu Gyul.
"Aku yang akan mencucinya, cepat-cepat, buka.." kata Mae Ri menyuruh Mu Gyul untuk membuka bajunya.
"Huh?"
"Cepat kita cuci.. cepat.. cepat.. cepat.."
"Kenapa kau menyuruhku untuk mencopot baju?"
"Karena aku yang akan mencucinya." jawab Mae Ri kesal.



Dari kamarnya, Jung in yang tengah tertidur lelap akhirnya terbangun karena mendengar suara gemericik air. Jung In penasaran dengan suara gemericik air itu, akhirnya ia segera bangun dan berjalan ke arah sumber suara.

Suara gemericik air itu berasal dari kamar mandi, Mae Ri sedang mencuci baju Mu Gyul yang terkena tumpahan juice. 




Jung In terus mendekati kamar mandi, ia berjalan perlahan. Prasangkanya semakin memburuk saat mendengar percakapan antara Mae Ri dan Mu Gyul dari balik kamar mandi.
"Aku bisa melakukannya sendiri." ucap Mae Ri.
"Aku sudah katakan padamu, biar aku saja yang melakukannya." jawab Mu Gyul.
"Ahh.. Awas tanganmu. Aku akan mengerjakannya."
"Ahh.. Ini sangat nyaman dan hangat.."
"Tunggu sebentar lagi."
"Apa kau sudah selesai?"
"Sebentar lagi."
"Aku sedang melakukan yang terbaik."




Dari celah pintu, Jung In bergegas membuka pintu lebar-lebar dan berbicara, "Kang Mu Gyul. Apa yang kau lakukan?!" tanya Jung In.
Mae Ri dan Mu Gyul menengok ke arah Jung In dengan bersamaan. Karena baju Mu Gyul yang terkena juice tengah dicuci oleh Mae Ri, jadi Mu Gyul memakai handuk untuk menutupi badannya.. Haahahaa..

Jung In kira mereka sedang melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan, padahal mereka hanya sedang mencuci pakaian.. 
Mae Ri menunjukkan baju Mu Gyul yang terkena jus pada Jung In. "Ah, aku baru saja mencuci baju Mu Gyul yang ketumpahan juice."
"Yah, apa? Aku tidak diizinkan untuk mencuci baju juga?" tanya  Mu Gyul kesal.
Jung In menjawab, "Kenapa kalian tidak menggunakan mesin cuci untuk mencucinya? Dari pada membuat seseorang bangun di tengah malah karena suara ribut itu. Cepatlah, dan kembali tidur."
Jung In kembali ke kamarnya.




"Mungkin dia punya pendengaran yang sensitive." ucap Mae Ri.
"Ah, cepat dan selesaikan." suruh Mu GYul. "Aku tidak punya baju lagi untuk dipakai besok."
"Aku tahu.."

Jung In kembali ke kamar, menyelimuti diri dan kembali tidur.



Di tempat tinggal Mu Gyul, ayah Mae Ri sudah menunggu Mu Gyul dalam waktu yang lama. Tapi, bukan Mu Gyul yang ia temui, malah ia bertemu dengan Ibu Mu Gyul. Lagi-lagi bertengkar. Apalagi topik pertengkaran Ayah Mae Ri dan Ibu Mu Gyul selain cincin berlian Mae Ri. Ayah Mae Ri tetapa memaksa ibu Mu Gyul untuk mengembalikan cincin berlian yang asli. Bukan yang palsu.


Di studio rekaman, Mu Gyul sedang mengarahkan Seo Jun dalam bernyanyi. Seo Jun menyanyikan lagu 'Hello-hello', kemudian Mu Gyul protes pada Seo Jun, karena Seo Jun tidak benar-benar menyanyikan lagu itu dari hati.
"Yah, aku sudah katakan padamu, kau harus menyanyikannya dengan hatimu." ucap Mu Gyul yang langsung menghentikan proses rekaman.
"Tidak bisakah kau memberikan contoh bagaimana seharusnya aku menyanyikannya?" pinta Seo Jun. "Aku hanya sulit untuk mendapatkan feeling di lagu ini."



Dan, akhirnya Mu Gyul memberikan contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan. Mu Gyul menyanyikannya dengan sepenuh hati.. cielah...




Jung In datang ke studio rekaman dan memperhatikan cara bernyanyi Mu Gyul. Jung In dan Seo Jun mendengarkan Mu Gyul bernyanyi. Setelah Mu Gyul selesai bernyanyi, karena dirasa Mu Gyul sangat cocok menyanyikan lagu ini, maka Jung In meminta agar Mu Gyul saja yang menyanyikannya. Seo Jun setuju tapi ia sedikit kesal karena perannya dalam menyanyikan ost jadi berkurang.




Di kantornya, Jung In masih memikirkan tentang foto Ibu Mae Ri yang ada di dompet ayahnya. Lamunannya terhenti saat Jung In mendapatkan telepon dari ayahnya. Ayah Jung In ingin agar Jung In segera menemuinya.




Jung In menemui ayahnya. Ayah Jung In membahas tentang persiapan pernikahan yang akan dipercepat. Dan akhirnya Jung In memberanikan diri untuk menanyakan perihal foto Ibu Mae Ri. Ayah Jung in mengatakan kalau belum saatnya Jung In mengetahui alasan yang sebenarnya.




Di sebuah butik mewah, Mae Ri tengah dilayani untuk memilih gaun pengantin. Mae Ri hanya terdiam dan tidak menanggapi staff butik yang menawarkannya beragam gaun cantik nan mewah. Mae Ri malah melihat ke arah lain, ia melihat Jung In yang sedang berbicara dengan asisten rumah tangga.

Jung In sangat penasaran apa kaitan antara Ayahnya dengan Ibu Mae Ri, kenapa Ayahnya bisa menyimpan foto Ibu Mae Ri sekian lama di dalam dompetnya. Jung In menanyakan hal ini pada asisten rumah tangga. Asisten itu pun enggan untuk membicarakannya, seolah-olah hal itu adalah sesuatu yang tabu untuk dibicarakan.





Mae Ri mencoba gaun pernikahan yang sangat mewah. Whoaa.. My lovely unnie, cantik sekali dengan gaun mewahnya.. Para staff juga memuji kecantikan Mae Ri.



Mae Ri bahkan sama sekali tidak menanggapi pujian mereka. Mae Ri melihat ke arah lain, ia sedang mencari Jung In. Saat melihat Jung In yang berjalan di hadapannya, Mae Ri langsung memanggil Jung In. Ia ingin membicarakan sesuatu dengan Jung In.


Mae Ri mengajak Jung In untuk berbicara di luar rumah. Mae Ri tidak ingin ada orang yang mendengar pembicaraan mereka.
Mae Ri berkata, "Aku harap kau tidak lupa dengan apa yang sudah aku katakan sebelumnya. Aku tidak akan merubah pemikiranku tentangmu, Direktur."
"Aku yang menyarankan padamu untuk melakukan hal sampai sejauh ini, hanya agar tidak ada orang yang curiga tentang hal yang sebenarnya. Tapi, pada akhirnya kau benar-benar tidak harus melakukannya, jadi jangan khawatir." jawab Jung In dengan bijak. Ia mengesampingkan rasa cintanya pada Mae Ri hanya agar membuat Mae Ri merasa nyaman.
"Di sini sangat dingin, ayo kita masuk ke dalam." ucap Jung In dengan lembut seraya memegang lengan Mae Ri.


Hey.. Hey.. Ada orang ketiga yang melihatnya. Mu GYul. Mu Gyul melihat Mae Ri dan Jung In saling berbicara, ia juga menyadari kalau Mae Ri tengah  memakai gaun pernikahan.




"Apa yang kalian berdua lakukan?" tanya Mu Gyul.
"Mu Gyul-ah." panggil Mae Ri.
"Apa-apaan dengan gaun pengantin itu?" Mu Gyul kesal. "Apa kalian berdua tengah mempersiapkan foto pra-wedding atau apa?"
"Bukan seperti itu.." jawab Mae Ri.
"Lalu kenapa kau memakai gaun seperti itu?"
Belum sempat Mae Ri menjelaskan hal yang sebenarnya, tanpa banyak kata, Mu Gyul segera pergi dari hadapannya.


Saya suka image image di bawah ini, kereen.. semacam foto pra-wedding MU GYUL MAE RI.
Themanya : perjuangan cinta mereka.. ^ ^


Mae Ri cemas, ia lalu mengejar Mu Gyul. Mae Ri kesulitan untuk berjalan karena gaun panjangnya dan sepatu hak tinggi yang ia kenakan.





Mu Gyul terus berjalan, tanpa menghiraukan panggilan Mae Ri.
"Kang Mu Gyul.. Kang Mu Gyul." panggil Mae Ri. "Biarkan aku menjelaskan semuanya."







Di persimpangan jalan Mae Ri kehilangan Mu Gyul. Ia sudah tidak bisa menemukan ke arah mana Mu Gyul pergi.
"Mu Gyul-ah.." ucap Mae Ri. Ia terdiam dan air matanya perlahan menetes. Kali ini, apa ia harus benar-benar kehilangan Mu Gyul. Apa Mu Gyul tidak mengerti bagaimana posisi Mae Ri sekarang?


Bersambung... Sinopsis Marry Me, Mary / Mary Stayed Out All Night episode 13 part 2

0 comments:

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))